Langkah Sunyi Menuju Cahaya

Di ujung sunyi kutemukan cahaya,

bukan dari lampu, tapi dari mata.

Ada gerbang yang tak terlihat mata,

terbuka bagi yang haus makna.

Tak semua melihat gerbang yang sama,

karena nafsu sering menutup mata.

Kubuka lembar demi lembar makna,

menjelajahi jejak para ulama.

Mereka menulis dengan nur di dada,

bukan demi nama, tapi karena cinta.

Bukan gelar yang jadi cahaya,

tapi kerendahan dalam mencari-Nya.

Wahai penempuh jalan yang penuh tanya,

jangan gentar walau langkah terasa hampa.

Cakrawala baru pun terbuka lebar,

membawamu pada makna yang benar.

Dengan Al-Qur’an sebagai pedoman,

kita temukan jawaban atas pertanyaan.

Ia mengajak bukan dengan suara,

tapi dengan damai yang merasuk jiwa.

Kutemukan jejak para bijak,

dalam lembar kitab yang tak pernah retak.

Kupelajari sabda, kutadabburi ayat,

hingga akal tak lagi tersekat.

Islam menuntun dengan lembut dan pasti,

menghidupkan akal dan hati.

Ilmu Islam bukan beban atau batas,

tapi jembatan menuju hidup yang luas.

Maka aku berjalan perlahan-lahan,

membaca alam dan firman Tuhan.

penulis: Indah Nur Anggraini (XI-1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *